Monday, January 9, 2012

Random post, silahkan salahkan Twitter.

Yes I'm still wide-awake here, people. Ternyata kedapetan jadwal les malam itu sedikit banyak mempengaruhi nafsu threesome dengan bantal dan guling di kamar tidur, atau dalam bahasa yang lebih santun dan nggak ribetnya: Tidur. 

Di tengah malam ini pas gue nge-tweet gak jelas di Twitter, tiba-tiba suatu pemikiran yang sungguh oh so random terlintas di kepala gue. Dan pemikiran itu kira-kira begini: "Kalau seandainya gue di lempar masuk ke dalam TV kayak di game Shin Megami Tensei: Persona 4 gitu gimana jadinya yah? Terus dungeon gue bakalan seperti apa? Bagaimana rupa 'other self' gue ntar? Apakah dia juga mesum seperti  gue?" Oke, yang terakhir itu ngarang. Gue nggak mesum, cuma agak mesum. Agak loh ya, agak. 

 So, balik ke pemikiran random barusan, sebenarnya gak bakalan ada deh orang yang mau repot-repot ngangkut gue terus ngelempar gue ke dalem TV. Selain soal berat badan yang nggak memungkinkan buat diangkut,  itu orang yang mau ngelempar gue ke dalem TV pasti udah gue gigit duluan sebelum dia berhasil ngelempar gue. Maaf, dibesarkan dengan seorang adik yang tingkahnya hampir menyerupai makhluk-makhluk penghuni hutan rimba sedikit banyak mempengaruhi gue juga. Gimana nggak coba? Dikit-dikit main gigit! Tangan gue udah penuh sama bitemark punya dia seorang, membiru dan bengkak digigiti oleh gigi-giginya yang mayoritas udah bukan gigi susu lagi.

Beruntunglah dek, kakakmu ini walau tiap harinya nyaris diisi hanya dengan menonton Fox Crime (yang isinya bunuh-bunuhan semua) atau berkutat dengan video-video gore berkedok karakter oh-so-kawaii seperti Happy Tree Friends, kakakmu masih waras dan bukan seorang Sadist. Kalau seandainya iya, entah bagaimana bentuk dan rupamu sekarang, dek.  

Blah, ngelantur lagi! Oke, jadi anggaplah saja seseorang ini berhasil ngelempar saya masuk ke dalam TV entah bagaimanapun caranya. 

Next, Dungeon. Dungeon gue kira-kira Dungeon yang seperti apa? Kastil putri seperti Yukiko? Arena game seperti Mitsuo? Atau tempat penari telanjang seperti Rise? Sepertinya sih bukan tipe yang seperti itu yah, apalagi tipe Dungeon yang terakhir walau mungkin nggak jauh beda juga sih. 

Well, who knows kan? Kalau ternyata Dungeon gue isinya justru cowok-cowok cakep yang menari striptease? Asik meliuk-liukan badan oh-so-sedap mereka sambil memamerkan tubuh mereka. Kalau bisa sekalian nyelip March Eridan deh di antara mereka. 

Eh, tunggu! Kalau begini mah gue gak bakalan mau ninggalin Dungeon gue.

Menurut gue sih kemungkinan besar Dungeon gue ntar berupa suatu tempat yang gelap, merefleksikan bagaimana gue ini seseorang yang aslinya berkarakter suram, gak peduli sama sekitar, pesimis, dan agak socially awkward. 

Tiap lantai mungkin punya warna sendiri-sendiri. Lantai yang paling dasar sampai tengah-tengah mungkin berwarna Merah dan Biru, mencerminkan bagaimana seringnya gue membohongi orang setiap hari dengan tertawa dan senyuman hanya untuk menunjukkan bahwa "Gue baik-baik aja kok. Kalian semua baik sama gue." padahal dalam hati gue takut. Jujur, jauh di dalam hati gue susah mempercayai orang lain dan gue takut kalau tiba-tiba suatu saat mereka justru menusuk gue dari belakang. Merah: Gue yang ceria dan riang. Biru: Gue yang ketakutan, sedih, dll.

Warna merah dan biru juga merefleksikan bagaimana gue termasuk orang yang labil, dominannya lebih ke arah emosi. Mood gue gampang berubah, tapi gue bukan bipolar. Terkadang ada saja satu hal yang mungkin bagi kalian sangatlah sepele, tapi berhasil meruntuhkan mood gue seluruhnya. Ujungnya gue sensian, bawaan pingin marah tapi tak tahu marah dengan siapa. Tetapi ada juga hal yang mungkin tidak berarti, tapi justru membangun mood gue yang runtuh barusan sehingga gue kembali seperti biasa. 

Dan di lantai yang tertinggi, warna Merah dan Biru akan digantikan dengan warna Ungu. Ungu sedikit banyak mencerminkan waktu-waktu dimana gue berasa campur aduk. Ungu juga mungkin lebih menjelaskan ke arah 'sisi gelap' gue yang gak bakalan gue jelasin disini. 

Yang terakhir adalah Shadow. Refleksi diri kalian sendiri, atau sebutlah ia sisi lain dari diri kamu yang tidak ingin kamu akui. Dia adalah bagian dari diri kamu yang selalu ingin kamu buang atau kamu lupakan. Jujur, bagian yang ini agak sulit untuk gue pikirkan sendiri. Mungkin nanti Shadow gue akan jauh lebih parah dibandingkan shadow-shadow yang muncul di Persona 4 sendiri, mengingat banyak bagian dari diri gue sendiri yang gue muak dan ingin gue buang.

Menulis ini semua jadi mengingatkan gue bahwa dibalik kesuksesan dan kemenarikan game Persona 4 sebenarnya tersirat suatu pesan moral: Kalau kalian udah dilahirkan begitu, kalau kalian ternyata memang punya kekurangan dan kelebihan, lebih baik terima sajalah semua. Karena kelebihan dan kekurangan itulah yang membuat kamu menjadi dirimu. 

...Kenapa tiba-tiba postingannya jadi berubah serius gini? Dan kenapa ini justru jadi terdengar seperti resensi game Persona 4? O___O 

Nevermind ajalah. Anyway, gue mau sedikit nge-post isi tweet gue di Twitter tadi. Nggak ada lucu-lucunya sih, gue cuma mau masukkin aja. /buagh 

Shadow: "You know what, Amelia? You're pathetic, loner, anti-social, and such an idiot! And you--" 
Me: "Yeah, yeah, whatever. Dude, I'm pretty much getting bored with this part, by the way. Can we just skip to the part where I already have you as my Persona instead?" 
Shadow: "...I fucking hate you."
 Well, that's all for tonight. Maaf deh kalau ada susunan kata/kalimat yang agak ngaco atau typo, ngetiknya setengah ngantuk sih. Gue mau tidur dulu. Stay tune yaw. :33



Wednesday, December 7, 2011

Today sucks

Yep, today sucks. Like, real sucks man. Pagi-pagi gue dengan jahanamnya dibangunin oleh suara teriakan adek yang membahana layaknya alunan gelombang ultrasonik yang dikeluarkan kelelawar saat mencari mangsa. Tak nyambung memang tapi saya sedang malas mencari perumpamaan yang lain.
Dengan muka yang sama sekali nggak niat gue terpaksa bangun, mandi dan berpakaian, lalu menatap sebentar ke arah mie goreng yang sudah dimasak dan dipoles cantik oleh emak dengan hiasan telur mata sapi. Gue makan, adek gue kembali teriak yang dimana langsung gue respon dengan teriakan yang tak kalah kencangnya. Selesai, gue pun pergi dan akhirnya sampai di sekolah tepat pukul setengah 7 pagi. 

Suasana sekolah waktu itu sepi, cuma ada beberapa anak kelas IPA yang sibuk berkutat menghitung jutaan rumus di lautan Trigonometri sedangkan gue dengan santainya duduk di salah satu bangku taman (oke, bukan bangku taman, lebih mirip 'bangku koridor'). Dengan malasnya gue mengambil buku catatan matematika gue yang penampilannya udah kayak buku Potion Making for Advanced Student milik Severus Snape, kumal dan usang namun berisi catatan-catatan penting yang sungguh merugilah gue jikalau kehilangan buku ini. 

Gue berusaha tetep membuka-buka buku catatan tersebut walau mata masih belum sepenuhnya dihidupin. Ada junior gue tiba-tiba nyamperin kita berchit-chat ria dikit, seenggak-nggaknya bisa sedikit bikin mata gue lebih melek. Satu persatu gerombolan temen IPS gue dateng, adek itupun pamit pergi. 

Kita ini bisa dibilang anak IPS yang rajin, men. Terbukti, dikala anak-anak IPA sedang sibuk berdurjana ria dengan lautan rumus Trigonometri, kita anak IPS juga turut berdujana ria menyelami lautan rumus Statistika dan Peluang. Simpangan rata-rata, simpangan baku, varian, kombinasi, faktorial, dan segala antek-anteknya. Walau gak se-tough anak IPA yang harus bergulat dengan Trigonometri, Statistika dan Peluang itu bisa dibilang nyaris hampir sama bahayanya dengan Trigonometri. Kita pun ramai-ramai belajar sampai akhirnya bel pertanda ujian pertama berbunyi, diiringi dengan teriakan frustasi dari anak kelas IPA dan, tentunya, dari gue sendiri. Dengan langkah yang masih gontai, gue pun bergerak menuju ruang ujian gue. 

Entah nasib gue emang apes atau apa, pengawas yang baru aja dibicarain teman-teman sekelas paling ngebetein (sengaja di italic, underline, dan bold demi menambah ketegangan suasana) justru malah kedapetan mengawas ruang ujian gue. RUANG UJIAN GUE! Gue berteriak, "Alamak, mampus anak muda ini!" tapi apa daya, inilah salah satu takdir yang tidak bisa diubah oleh seorang manusia. 

Lembaran soal ujian dibagikan dan gue langsung tertegun dengan lebaynya. Soal apa ini? SOAL APA INI? DIMANA SIMPANGAN BAKU? DIMANA POHON-POHON RANDU YANG BIASANYA SETENGAH HIDUP SETENGAH MATI ITU? DIMANA HAPE GU--oh, lupa deng hapenya kan gue masukkin ke dalem tas gegara si pengawas tolol sialan, woops, maaf maksudnya brengsek ini. 

But eventually, things went very smooth that time. Pengawas sialan nggak ngeliat kalau gue udah buat kepekan rumus-rumus dan gue sibuk nanya-nanya dengan temen di depan gue. Hahaha... Inilah kesempatan dalam kesempitan, benar-benar khas anak SMA saudara-saudara.Ujian Bahasa Indonesia juga berjalan lumayan mulus dengan tidak  elitnya. Selesai ujian gue langsung pulang ke rumah. Yep, another mood swing strikes, bro. Shit!
Pulang ke rumah gue... yah, kalian taulah, cek twitter kalau-kalau ada mention baru, cek wall facebook, cek profil si anak sialan udah dibanned sama pihak facebook apa belum, cek perut apakah ia udah minta diisi lagi atau nggak, cek MSPA udah diupdate apa belum, dan segala cek dan ricek lainnya. 

Siang gue jalanin dengan RP di Trollmegle, kembali gue RP sebagai si ngenes Eed Ampora, dan gue bertemu dengan stranger lain yang RP menjadi Collux  woops maaf, Sollux Captor. Seneng kan elu, ED? Seneng kan? 

Kita RP sekitar dari jam 12 siang sampai jam 3 sore tadi, sampai si dia izin pamit karena di daerahnya udah jam 3 pagi dan dia harus tidur (ebuset, jam 3 pagi aje masih aja online), RP selesai dan tiba-tiba hape gue bunyi: 

"Mel, kito jadi periodik? Di ruang berapa? Udah masuk ya?" 

Gue terdiam sebentar mencerna rangkaian kata-kata ini. Jadi periodik? Ruang berapa? Udah masuk? 
Dan gue mengambil satu kesimpulan: "HAH, JADI MAKE UP CLASS-NYA HARI INI?" 

(catatan: Bukan, itu bukan kelas dimana kita dilatih buat bermake-up ria, if that's what you guys wondering.) 

Gue langsung ngebut ngambil pakaian, handuk, plus tas sekolah gue diiringi dengan teriakan nyokap, "Makanya, guru ngomong itu diperhatiin. Telinga disumbat mulu sih." dan yada yada, gue siap mau pergi ke tempat les, tiba-tiba temen gue sms: 

"Idak mel." 

Idak? Idak disini maksudnya apa? Hari ini emang gak les atau apa? Gue buru-buru nelpon temen gue memastiin, si doi malah nggak ngangkat-ngangkat. Nyokap melihat gue kalang kabut bak kuda lumping yang kehabisan beling buat dimakan langsung nyaranin, "Gih, telpon admin tempat les-nya aja." 
GOOD IDEA, MOM! And I rushed to my bedroom, mencari buku administrasi tempat les gue yang kecil imut di dalam lautan buku-buku lain yang lebih gede. DAPAT! Gue langsung buru-buru mencetin tombol telepon nyaris senafsu waktu gue mencetin tombol stick PS2 pas ngelawan Xemnas. 

Dan apa kata mas-mas adminnya? 

"Kelas HI-4? Ah iya, kelas HI-4 ada kelas hari ini. Sama Ms. Wini kan? Iya, mbak. Hari ini ada kelasnya." 

 Nah, apa-apaan ini? Temen gue bilangnya hari ini nggak les, eh si mas-mas adminnya malah bilang hari ini ada kelas. Gue bingung, atau kalau kata anak alay sekarang, gue galau. Ujung-ujungnya gue memutuskan untuk mempercayai mas-mas admin ini dan segera melesat ke tempat les gue. 
Dan kau tahu apa? 

Pas gue sampai di tempat les, gak ada satupun temen gue. Gue berulang kali ngecek kelas-kelas lain, bahkan sampai bela-belain naik ke lantai 3, temen-temen gue sama sekali gak kelihatan batang hidungnya. Nyerah, gue pun turun nanyain mbak-mbak di bagian kasirnya. "Mbak, hari ini kelas HI-4 ada kelasnya ya?" 

Dan kau tahu apa yang dikatakan mbak tersebut?
"Wah, mbak. Hari ini kan kelas HI-4 nggak les. Ms. Wini-nya masih di Jakarta, jadi ujian periodiknya besok." 

JEGERRRRRR 
Gue bengong, lah tadi mas-mas admin ngomong katanya ada kelas. Gue balas, "Loh, tadi saya nelpon kesini katanya hari ini HI-4 ada kelasnya." 

Si mbak nanya ke gue yang tadi ngejawabnya mas-mas apa bukan, gue jawab iya. Dia langsung nyikut lengan seorang cowok yang sibuk ngitung duit tepat di samping dia. Si mas-mas geje ini malah senyum sok polos. 

I'm, like, at my limit that time. Rasanya gue pingin berteriak "AAAAAHHHH YOU FUCKASS! DON'T GIVE ME THAT FUCKING INNOCENT SMILE TO ME BECAUSE OF WHAT YOU'VE FUCKING DONE! I'M STILL ENRAGE HERE AND THAT SMILE MAKES YOU LOOK WAY MORE LIKE AN IDIOT!" 

Frustasi, gue jajan pisang goreng keju sebentar lalu pulang ke rumah naik ojek. Ini tukang ojek juga rese abis pake nanya-nanya gue sekolah dimana, gue kelas berapa, sekolah gue udah internasional apa belom. Gue aja gak peduli sekolah gue udah internasional apa belum, bang. Yang penting ntar gue bisa lulus, bisa kuliah di tempat bergengsi, nilai bagus, hidup bagus, mati bagus. End of story. Terus dia juga sok-sokan ngasih tau gue "Eh, itu cewek dulunya narkoba loh." 

Cewek? Cewek mana? Di jalanan raya kayak gini cewek itu banyak kali, bang. Terus maksudnya dengan si cewek itu dulunya narkoba apaan? Jadi dulunya cewek itu butiran kristal Meth yang bertransform menjadi sesosok manusia dengan bantuan Ibu Peri? Atau dahulunya dia adalah tanaman ganja (yang sering disalah sangka dengan daun maple, WOY DAUN GANJA SAMA DAUN MAPLE BEDA MPRET!) terus dicium oleh seorang pangeran tampan dan berubah menjadi seorang perempuan? Dan lagi apa peduli gue si cewek ini dahulunya narkoba atau bukan? Dia siapa, gue siapa. Gue dengan guru gue sendiri aja kadang cuek bebek, apalagi dengan random person yang bahkan gue gak tau orangnya siapa.

Singkat cerita, gue nyampe juga di rumah. Gue langsung ngadu ke emak soal persoalan yang tadi, si emak cuma ngasih sedikit komen sih kayak, "Loh, tadi katanya les?" dan "Oh, ya udahlah." terus lanjut ngubek-ngubek cucian. Gue balik menemui matesprit gue tercinta, laptop hitam acer aspire 4736 dan modem TelkomselFlash yang ngakunya High Speed Wireless Broadband, padahal pas kuota habis jalannya langsung lebih lelet dari keong. 

Download-an lagu Sky's The Limit gue udah selesai, langsung deh gue setel. (#Nowplaying Sky's The Limit - Shihoko Hirata) Gue kembali mengecek facebook dan, iseng doang sih, ngebuka profil facebook-nya si 'dia'. Siapa gerangan si 'dia' ini biarlah tetep menjadi misteri.

Gue liat-liat status facebook-nya si 'dia', kok kayaknya 'dia' jadi buka usaha install laptop, download film, service gadget, dll gini? SEJAK KAPAN KAU BERUBAH MENJADI SOLLUX CAPTOR, 'DIA'? SEJAK KAPAN? 
 
And don't give me that look, Captor. I'm not talking about ya. Go gih, balik sama Eed sana.

Gue scroll makin kebawah isi wall-nya dia, dan gue menemukan satu isi statusnya dia, yang langsung bikin gue heartbreak. 

"Kalian kok pada gak percaya sih kalau aku udah punya cewek? :(" 

JEGERRRRR 

Seketika, gue langsung galau.

CAPTOR PELUK GUE SEKARANG, PELUUUUKKKKK!!!!! PERGI LU ED, SOLLUX PUNYA GUE SEKARANG!

And I bet things will get much worse after this cause I have to go on date with my unbeloved ECONOMY and ACCOUNTING. Oh wait, French too but... I'll fuckin deal with ya later, babe~ 

Cukup dulu deh postingan hari ini. Will be back again setelah ujian semester gue selesai (tergantung mood juga sih), adieu~ :D

Saturday, November 26, 2011

Lomba Hari Guru SMAN 1 Jambi 25 November 2011

Hey ya, bloggers mania semua. Amelia Yeza Pradhipta balik lagi untuk menyampah menggoyang dunia blogspot kalian! Digoyang neng, sawernya mana saweer~!

2 hari nggak nge-update posting blog yang masih hijau ini, sebenernya udah banyak yang gue laluin, but I'll just mention 2 events here.  Yang pertama adalah Lomba Hari Guru SMAN 1 Jambi yang bertepatan pada tanggal 25 November 2011.

SMA Negeri 1 Jambi, sekolah gue tercinta, mengadakan semacam lomba-lomba untuk merayakan Hari Guru. Nah, salah satu lombanya ya musikalisasi puisi ini.

Awalnya sih ada sedikit konflik di kelas gitu, but everything was settle on. Kelas gue tampil dengan menawannya pada hari H berbekal latihan ngebut sehari semalam! Gue lumayan proud banget deh dengan mereka semua! Walau kita tak menang, penampilan kalian kemarin sungguh menawan kawan! :'D

Berhubung gue anggota OSIS yang selalu kebagian panitia jadi seksi dokumentasi, gue selalu dapet akses ke setiap foto-foto acara OSIS. Yeah, I know. I'm so damn cool baby! B) 


Penampilan kelas gue. Perfomance by: Zhillan, Ines, Sarah, Mirza, Alief, Siddiq, dan Ikhsan.


Oh iya, beberapa penampilan dari kelas-kelas lain juga gue ada:


Performance dari kelas XI IPS 2. Mereka juara 3 loh, btw :3



Performance dari kakak kelas IPS kita. :D



Special performance dari Bapak Kepala Sekolah tercinta. Puisi yang beliau baca sempat membuat otak gue, sebagai anak IPS, korslet sejenak.  



Performance dari kelas XI IPA 4.



Penampilan dari kakak kelas IPA :D




Penampilan dari adik kelas X
 Oke, postingan berikutnya gue bakal nyeritain tentang event kedua yang terjadi baru sore tadi (yang bakal gue post besok). Stay tune, bloggers mania! :D








Monday, November 21, 2011

Postingan pertama, guys! Durr durr

Halo semua, Amelia Yeza Pradhipta disini. Gue hanya seorang siswi SMA yang secara biologis berusia 16 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan sekarang sedang mengenyam pendidikan di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial bermodalkan kenekatan. Iya bener, kenekatan. Orang yang setiap hari liburnya cuma diisi dengan mengurung diri di kamar berduaan dengan laptop tercinta atau istilah kasar gaulnya, ansos justru malah ngambil jurusan Ilmu Sosial. Itu namanya nekat bukan?

Walau hanya bermodalkan kenekatan semata, gue mendalami ilmu ini dengan serius men! Yah, semi-serius sih sebenarnya. 

Sekilas kisah dibalik pembuatan blog ini.

Jujur, awalnya gue gak ada niatan sama sekali buat bikin blog semenjak kenangan pahit dengan wordpress dan akun blogspot yang dulu. Tapi berhubung temen-temen satu sekolah udah pada berbondong-bondong bikin blog, puncaknya ya hari ini, tepat jam 10:20 WIB gue pun turut menciptakan blog bertajuk "Land of Thought and Paper".

Blog ini gue ciptakan juga untuk sedikit melatih gue dibidang tulis-menulis. Gue mungkin gak bakat ya dalam merangkai kata menjadi sebuah seni indah layaknya teman-teman gue, but at least kemampuan nulis gue nambah. Biar ntar ulangan Bahasa Indonesia gak remedial lagi.

(Btw, gue aktif juga loh di Tumblr. Bisa kalian lihat disini. Gak ada salahnya kan promosi? :D)

Awalnya gue pingin namain blog ini blueredpurple.blogspot.com biar serupa gitu ya dengan Tumblr gue, tapi dengan nistanya blogspot ini berkata "NAMA INI TELAH DIGUNAKAN OLEH ORANG LAIN! SILAHKAN CARI NAMA LAIN!"

Oke, kalimatnya gak sepenuhnya begitu tapi lebih kurangnya ya begitu. (?)

Gue langsung stress, masa iya sih nama BLUEREDPURPLE udah diambil orang lain? NAMA BLUEREDPURPLE ITU HANYA BOLEH GUE SENDIRI YANG PAKE KARENA NAMA ITU ADALAH WARISAN DARI SI EED YANG UDAH KEBELAH DUA GEGARA DIGERGAJI MBAK MARYAM SEBELUM BERHASIL MENYATAKAN PERASAAN KEPADA SANG PUTRI TERCINTA DAN JUGA BELUM BERHASIL MEMBUNUH SI HACKER SIALAN TERHINA! YA, EED ADALAH SEORANG YANG GAGAL DAN NAMA ITU HANYA GUE YANG BOLEH MEMILIKINYA! HANYA GUE!

Woops, maaf saya mulai ngelantur.

Tapi seperti yang berulang kali dikatakan temen-temen yang temennya baru habis diputusin pacarnya(?), move on dude! Move on! Kalau kata Shakespear (yang dimana dulu pernah disalahtuliskan oleh temen gue menjadi Sexfier. Ini dia emang ngeres banget otaknya), apalah arti sebuah nama? Gue pun memutuskan untuk memilih versi Indonesia dari BLUEREDPURPLE yaitu BIRUMERAHUNGU buat url blogspot gue. Toh jatuhnya sama aja toh artinya?

Setelah berhasil mengisi kolom url blogspot, gue justru dihadapkan dengan rintangan yang lebih besar lagi. JUDUL. Yap, judul. Gue kalau urusan judul menjudul, gue begonya emang habis-habisan! Liat aja judul-judul fanfic gue (bisa dilihat disini ) CRAPPY SEMUA BOK JUDULNYA! Gue kembali kalang kabut sedangkan jarum jam terus berdetik tick tick sedangkan teriakan adek gue di luar kamar semakin menguat diikuti dengan raungan umpatan nan mencekam. 

Oke, yang terakhir itu agak out of theme. Maafkan penulis yang sedang stress dihujam serba-serbi ulangan dan tugas ini.

Awalnya gue mau ngambil nama Land of Wrath and Angels sebagai pewujudan penghormatan gue kepada si Eed, jomblo terngenes sejagad Alternia Raya yang nyawanya telah berakhir di ujung gergaji mesin tajam milik mbak Maryam, tapi temen gue akhirnya nyaranin gue buat nyari judul blog disini dan didapatlah nama Land of Thought and Paper ini.

Oke, berhubung langit mulai menggelap (walau sebenenrnya emang udah gelap daritadi) dan jarum jam dinding terus bergerak, ada baiknya gue akhiri dulu postingan pertama ini. Gue bakal berusaha untuk terus mengupdate isi blog ini jadi nantikan yah~ :)

Salam saya,

Amelia Yeza Pradhipta